Sabtu, 23 Oktober 2010

Gawat! Sepasang Remaja Di Aceh Kepergok Lagi ML Di Belakang Rumah

Pulang sekolah, sepasang ABG (Anak baru gede) kelas 2 sebuah MAN di Abdya bukannya pulang ke rumah masing-masing. Keduanya malah menuju ke sebuah rumah kosong di kawasan Perumnas Desa Baharu, Kemukiman Babah Lhok, Kecamatan Blangpidie, Provinsi Aceh.

Tak ada guru atau murid lain, keduanya melakukan kegiatan "privat" yang membuat mereka keringatan luar biasa. Hasilnya, dua anak manusia itu ditangkap warga lalu diserahkan ke aparat desa, Kamis (21/10/2010) sekitar pukul 15.30 WIB.

Kedua ABG itu adalah lelaki SA serta wanita NN. Belakangan terungkap, rumah tersebut adalah milik ayah SA yang kabarnya bermukim di Manggeng. Selama sekolah di Blangpidie, SA mendiami rumah tersebut.

Oleh pihak desa akhirnya kedua anak manusia itu didenda seekor kambing serta uang tunai Rp 3 juta, sebagai dham untuk gampong (sesuai aturan Qonun di Aceh). Karena orang tua kedua remaja tersebut bersedia menyelesaikan kasus itu secara kekeluargaan, pihak desa akhirnya menyerahkan SA dan NN kepada orang tua masing-masing, untuk dilakukan pembinaan.

Informasi yang dihimpun, Jumat (22/10/10), kedua siswa MAN Blangpidie itu dipergoki warga ketika sedang asyik masyuk di dalam rumah tersebut. Saat itulah warga melakukan penggerebekan, hingga kedua ABG itu tak dapat mengelak akan perbuatan amoral mereka.

Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun Prohaba (grup Tribunnews.com) pada sejumlah warga, aksi mesum itu ditengarai telah sering dilakukan, hingga warga merasa curiga. Setelah digrebek, keduanya pun kemudian digiring ke rumah Kepala Dusun (Kadus) Dusun Komplek Perumnas untuk dimintai pertanggungjawaban terhadap perbuatannya yang telah mencemarkan desa setempat itu.

Kadus Komplek Perumnas Babah Lhok, Buyung (40) yang dikonfirmasi mengakui kejadian itu. Dia mengatakan sudah lama warga mencurigai gerak gerik pasangan belia tersebut. Namun karena kurang bukti, warga tak berani bertindak. "Alhamdulillah, warga tidak bertindak anarkis, hingga tak ada aksi kekerasan dalam penggerebekan itu," ujar Buyung.