Rabu, 03 November 2010

Kelompok Ini Sering Mengatakan 'Muslim Bau'

Pada hari senin (1/11) waktu setempat, sebuah pengadilan Israel menjatuhkan tuduhan pada dua orang Israel, petugas perbatasan dan temannya, karena menembakkan peluru kepada warga Palestina akhir pekan lalu di kota Safed, sambil berteriak "kematian untuk orang Arab", "Muslim bau" dan "Yahudi memiliki jiwa dan Arab adalah orang brengsek".

Keduanya adalah bagian dari massa yang terdiri dari sekitar 30 orang Yahudi Israel muda yang melakukan kekerasan kepada beberapa warga Palestina di pusat kota akhir pekan lalu. Serangan itu terjadi di tengah-tengah meningkatnya retorika oleh rabi setempat terhadap Israel-Palestina, dan gerakan di kota untuk melarang warga Palestina dari belajar di sebuah perguruan tinggi di kota.

Sejumlah tuan tanah telah membentuk sebuah organisasi yang menolak untuk pemberian sewa untuk warga Palestina, dan pejabat kota  termasuk walikota, secara terbuka menyatakan bahwa Safed harus menjadi 'zona bebas Arab'. Laporan ini muncul setelah Rabi Safed, Shmuel Eliyahu mengatakan bahwa orang-orang Yahudi di Safed harus berhenti menyewakan tempat untuk keturunan Arab, dalam upaya untuk membersihkan daerah tersebut dari mahasiswa Arab.

Para rabi juga mengadakan apa yang mereka sebut "pertemuan darurat" yang para pembicaranya mengatakan kampus itu memungkinkan masuknya siswa baru karena sebagian besar siswanya adalah orang Arab.

Eliyahu menyerukan untuk melarang mahasiswa Arab keluar dari Safed College sekitar delapan tahun yang lalu, setelah serangan bunuh diri di sebuah bus di persimpangan Meron, setelah seorang mahasiswa Arab dilaporkan telah diperingatkan tentang serangan itu oleh salah satu pelaku.

Eliyahu telah didakwa atas hasutan untuk rasisme karena hal itu dan laporan yang ia buat pada saat itu. Tetapi dakwaan itu dicabut sekitar empat tahun lalu, menyusul perjanjian di mana ia berjanji untuk menerbitkan klarifikasi pernyataannya.

Dalam insiden akhir pekan lalu, sekitar tiga puluh pemuda Yahudi berkumpul di taman dan mengadakan rapat umum terhadap Arab. Mereka kemudian berbaris ke sebuah bangunan yang dikenal sebagai rumah beberapa siswa Palestina-Israel, di mana mereka melempar batu dan botol ke arah jendela. Setelah botol hancur melalui jendela di mana beberapa siswa sedang belajar, mahasiswa melemparkan sepatu keluar jendela ke arah kerumunan.

Saat itulah diduga Petugas Kontrol Ditjen  (sedang lepas tugas pada waktu itu) berusia 20-tahun Abraham Elmakis menyerahkan senapan yang dikeluarkan secara resmi untuknya kepada temannya, Raziel Rubenstein, 20 tahun. Rubenstein kemudian menembakkan peluru ke arah gedung, menyebabkan siswa yang ada di dalamnya menjadi panik, dan orang-orang yang  berkumpul di luar menyebar.

Tak satu pun dari peserta lain dalam serangan massa telah didakwa dengan kejahatan, meskipun banyak identitas pelaku diketahui polisi setempat.

Menurut surat dakwaan, Rubenstein dan Elmakis sedang berjalan di kota itu ketika mereka bertemu dengan tiga gadis lokal. Elmakis membawa senapan M-16nya pada saat itu.

Ketika dua kelompok itu bertemu, seorang sopir Arab melaju melewati mereka. Gadis-gadis mengatakan Elmakis dan Rubeinstein bahwa mereka khawatir bahwa orang-orang Arab lokal telah "mengambil alih kota."

Mereka terus menuju taman kota, di mana mereka bertemu dengan 30 pemuda tambahan. Kelompok ini mulai membahas apa yang mereka sebut "masalah kenaikan jumlah warga Arab di Safed, yang merugikan keamanan gadis Yahudi."

Kelompok ini memutuskan untuk menuju mall pejalan kaki di pusat kota untuk berdemonstrasi di luar bangunan dimana mahasiswa Arab setempat menyewa kamar. Mereka mencapai tujuan mereka  setelah tengah malam.

Menurut surat dakwaan, Elmakis menyerahkan senapannya ke Rubeinstein. Rubeinstein diduga mengokang senjata dan menembakkan satu tembakan. Kelompok pemuda Yahudi lari dari tempat kejadian dan pemuda Arab bersembunyi di apartemen